Kamis, 09 Oktober 2014

Islam, Adat dan Manusia

Pola hubungan timbal balik antara Islam, Adat dan Manusia baik sebagai individu maupun sebagai anggota kelompok sosial pada masyarakat bugis dapat digambarkan sebagai berikut lihat gambar 



Garis vertikal yang paling bawah menggambarkan manusia sebagai individu yang memahami ajaran tuhan melalui islam. Manusia melaksanakan islam berdasarkan psirit siri' kepada tuhan, yang selanjutnya melahirkan ketakwaan yang luar biasa. Ketakwaan ini dipahami sebagai bentuk jihad yang spiritnya diisi oleh siri', yang selanjutnya melahirkan penganut islam militan dan cenderung fundamentalis.

Sebaliknya, sistem pengaturan sosial manusia dilakukan lewat dua jalur, yakni syariat dan adat. Syariat ditangani oleh parewa saraq, sedangkan adat ditegakkan melalui pampawa adeq. kedua lembaga ini berada dibawah kontrol raja dan ulama. Raja dan ulama tunduk dan taat pada undang-undang pangngaderreng. Roda kedua lembaga ini berjalan dengan kontrol yang sangat ketat dari siri', sehingga mereka saling mengisi dan saling menghargai dalam batas wilayah mereka masing-masing sepanjang tidak bertentangan antara yang satu dengan yang lain.

Dari gambaran tersebut, dapat dipetakan bagaimana wajah islam di sulawesi selatan yang muncul dengan menggunakan simbol-simbol budaya lokal. Atas dasar seperti ini, Dawam Raharjo membagi zona kebudayaan islam di dunia berdasarkan ciri-ciri utama yang dimilikinya disamping unsur universalitas agama yang merekat antara berbagai bangsa di dunia menurutnya, kebudayaan yang bersumberkan agamalah yang dapat menyelamatkan manusia dari kerusakan dan kehancuran, yaitu kebudayaan yang sistem nilainya berasal dari agama, tapi sistem simbolnya berakar dari kebudayaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar